Ilmu pengetahuan akan semakin melekat ketika kita berusaha untuk membagikannya untuk orang lain, semakin kamu berusaha berbagi semakin kamu banyak mendapat manfaat

Monday, April 15, 2019

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESCRIPTIVE SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS X



UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESCRIPTIVE SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS X SMAN BANDARKEDUNGMULYO
BAB II

A.    KAJIAN PUSTAKA

1.      Menulis

1.1.   Pengertian

Menurut Gaith (2002) menulis itu adalah kegiatan yang mendorong seseorang untuk mengkomunikasikan pikiran-pikirannya dan membuat pemikiran-pemikirannya tercermin dalam bentuk tulisan. Lebih jauh ia mengungkapkan”When thought is written down, ideas can be examined, reconsidered, added to, rearranged and changed. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu menuangkan ide-ide yang dimiliki kedalam tulisan sehingga orang lain bisa mengetahui apa yang ingin disampaikan tanpa menggunakan lisan tetapi menggunakan tulisan yang benar dan mampu dipahami oleh orang lain.

Menulis bukanlah semata-mata masalah menstranformasikan “bahasa” ke dalam simbol-simbol tertentu namun lebih merupakan proses berpikir (Sitorus dan Said : 1997:1). Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan maksud dan tujuan tidak hanya melalui tulisan yang ada didalam suatu bacaan tetapi juga melihatnya dari prosesnya.

Selanjutnya Dagher (1997:1) mendifinisikan bahwa menulis merupakan proses berpikir yang dituangkan diatas kertas dalam bentuk tulisan. Proses berpikir ini mencakup proses bagaimana ide-ide dimunculkan, dan difokuskan pada ide-ide tertentu yang relevan dan saling terkait.

Jadi berdasarkan penjelasan di atas, penulis bisa menyimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang didalamnya terdapat proses menuangkan ide atau pemikiran seseorang melalui sebuah tulisan dengan tujuan untuk membuat pembaca mengetahui apa yang berusaha disampaikan oleh penulis.

1.2.   Kurikulum

Didunia pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan metode pembelajaran dikarenakan penyesuaian terhadap perkembangan zaman. Seperti metode-metode yang sebelumnya, metode ini juga mempunyai sisi negative dan juga sisi posifif yang dihasilkan. Penerapan kurikulum 2013 ini diterapkan dengan cara lebih mengacu kepada aplikasi yang ada didunia nyata sehingga siswa mampu mengaplikasikannya langsung didalam kehidupannya langsung, tetapi bagi beberapa sekolah, metode ini dipandang kurang cocok untuk diterapkan karena kurangnya Sumber Daya Manusia yang kurang siap dengan tuntutan kurikulum yang ada.

Sebelum membicarakan kurikulum 2013 lebih rinci, kita harus tau terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat peraturan yang dijadikan sebuah pedoman untuk kegiatan belajar mengajar. Pedomannya tersebut disesuaikan dengan perkembangan zaman sehingga kementrian pendidikan sebagai penanggung jawab bisa melakukan perubahan kapanpun jika dibutuhkan agar bisa menyesuaikan dengan standart internasional.

Kurikulum ini terdiri dari empat aspek penilaian yaitu pengetahuan, keterampilan, social dan spiritual. Pengetahuan adalah aspek yang mencakup tentang ilmu yang diberikan kepada siswanya. Keterampilan adalah aspek yang mencakup tentang kreativitas yang diharapkan bisa membuat siswa lebih berkreasi. Social adalah aspek yang mencakup tentang hubungan siswa dengan orang lain maupun lingkungan sekitarnya. Dan yang terakhir adalah aspek spiritual yaitu aspek yang mencakup tentang hubungan siswa dengan Tuhannya.  

Aspek-aspek tersebut mempunyai beberapa komponen yang masing-masing mempunyai hal berbeda yang akan dibicarakan yaitu  isi, strategi, evaluasi dan tujuan. Isi adalah komponen kurikulum yang paling utama dan yang paling penting karena didalamnya akan membahas tentang bahan ajar yang akan diberikan kepada muridnya untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Bahan ajar yang diajarkan pun juga harus sesuai dengan perkembangan siswa, berisi tentang pengetahuan ilmiah dan mampu mempertanggung jawabkan kebenarannya. Strategi adalah adalah tekhnik yang digunakan untuk mengajar dan yang paling penting tekhnik ini harus mampu menunjang kegiatan siswa agar bisa memenuhi standart yang menjadi acuan. Didalam strategi tidak hanya menggunakan tekhnik-tekhnik tertentu tetapi juga bisa menggunakan media-media yang sesuai dan mampu merangsang keinginan maupun perkembangan siswa dalam belajar. Evaluasi adalah suatu tahap akhir untuk menentukan hasil pembelajaran yang didapatkan siswa sudah sesuai dengan standart ataukah belum. Penerapan yang dilakukan sudah sesuai dengan kondisi siswa atau perlu dilakukan perbaikan. Dan yang terakhir adalah tujuan. Masing-masing jenjang pendidikan memiliki tujuan kurikulum yang berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan perkembangan kognitif dan social anak. Oleh sebab itu, materi SD, SMP, SMA ataupun jenjang yang lebih tinggi akan sangat berbeda.

Jenjang pendidikan yang sama pun tidak akan mempunyai tujuan yang sama. Misalnya jenjang pendidikan SMA. Ada pembagian kelas didalamnya yang disitu juga termasuk dalam pengelompokan yang telah disesuaikan dengan kondisi siswa. Ada kelas X, XI dan XII. Disetiap tingkatan kelas tidak akan mempunyai visi yang sama. Bahkan dikelas yang sama tetapi dengan semester yang berbeda akan mempunyai tujuan yang berbeda. Misalnya materi bahasa inggris yang diajarkan dikelas X semester 2 adalah : 

1.      Congratulation

Materi tentang ucapan selamat kepada seseorang atas  keberhasilan atau pencapaian yang telah ia capai diberbagai event.

2.      Complimenting

Materi tentang pujian kepada seseorang atas keberhasilan atau pencapaian yang telah ia capai yang bertujuan untuk memberi dorongan semangat kepada seseorang agar orang tersebut tetap berprestasi dan bahkan berusaha lebih baik dari itu.

3.      Narrative text

Materi tentang cerita fiksi atau cerita karangan yang bertujuan untuk menghibur pembaca dengan kejadian yang berurutan yang mengarah kedalam suatu klimaks dan akhirnya menemukan penyelesaian.

4.      Expressing gratitude

Materi tentang ucapan terimakasih kepada seseorang yang telah memberikan sesuatu atau membantu kita dalam masalah

5.      Accepting an invitation

Materi tentang penerimaan suatu undangan atau ajakan yang telah diberikan orang lain dengan menggunakan berbagai respon.

6.      Descriptive text

Materi tentang suatu teks yang menggambarkan suatu hal atau object secara jelas dan tepat dengan tujuan untuk menggambarkan, menjelaskan atau mengungkapkan suatu hal atau object. 

7.      Expression of surprise and amazement

Materi tentang suatu ungkapan terkejut atau keheranan terhadap suatu hal yang tidak terduga dan mencengangkan.

8.      News item.

Materi tentang suatu text yang menginformasikan mengenai kejadian yang terjadi pada hari ini.

1.3.   Descriptive Text

1.3.1.                  Pengertian

Descriptive text adalah jenis teks yang banya digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam penggambaran suatu benda, tempat, manusia, hewan dan benda lainnya. Descriptive text adalah sebuah text bahasa inggris yang digunakan untuk menggambarkan seperti apa benda atau makhluk hidup yang kita descripsikan, baik secara kenampakan, bau, suara atau tekstur dari benda atau makhluk hidup tersebut. Tujuan dari descriptive text sendiri yaitu untuk menggambarkan dan mengungkapkan cirri-ciri dari benda, tempat atau makhluk tertentu secara umum tanpa adanya riset atau penelitian secara mendalam dan menyeluruh.

1.3.2.                  Generic Structure

Descriptive text mempunyai dua bagian yang menjadi ciri khas dari text tersebut yaitu    :

1)      Identification

Identification adalah bagian dari Descriptive text yang berisi tentang topic atau hal yang akan digambarkan pada text tersebut. 

2)      Description

Description adalah bagian terakhir dari descriptive text yang berisi tentang pembahasan atau penggambaran tentang topic atau hal yg dijelaskan mengenai kenampakan fisik, kualitas, perilaku umum maupun sifat-sifatnya.

1.3.3.                  Ciri Kebahasaan

1)      Descriptive text menggunakan berbagai macam adjective (kata sifat) yang bersifat describing (menggambarkan), Numbering (menomerkan), dan Classifying (mengklasifikasikan), misalnya : two, weak, short, white, etc.

2)      Descriptive text menggunakan Relating verbs untuk memberikan informasi tentang subject, misalnya : my cat is really naughty, it always bites my foot when I am playing with it.

3)      Descriptive text menggunakan Thinking verb (kata kerja berfikir, seperti believe, imagine, etc) dan feeling verbs (kata kerja perasa, seperti feel) untuk mengungkapkan pandangan pribadi penulis tentang subject misalnya : I believe that she is nice person, I imagine she kicks the ball, etc.

4)      Descriptive text juga menggunakan adverb (kata keterangan) untuk memberikan informasi tambahan mengenai perilaku atau sifat (adjective) yang dijelaskan, misalnya : it is really cute, etc.

2.      Metode Pembelajaran

2.1.   Pengertian

Menurut Sudjana (2005:76) metode merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dan semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu. Pendekatan bersifat aksiomatis artinya pendekatan yang sudah jelas kebenarannya, sedangkan bersifat procedural yaitu pendekatan dengan menerapkan langkah-langkah yang maksudnya adalah menerapkannya melalui langkah-langkah ang teratur dan secara bertahap yang dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar dan penilaian hasil belajar.

Menurut Sangidu (2004:14) metode pembelajaran adalah cara kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan penilaian guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Salamun (2009:7) metode pembelajaran adalah sebuah cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Hal ini berarti pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang ingin dicapai.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan sebuah bersistem perencanaan yang digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran. Metode ini dilakukan secara bertahap dengan menggunakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai tujuan tertentu dibawah kondisi yang berbeda. 

2.2.   Macam-Macam

Penggunaan metode pembelajaran sangat penting karena dengan menggunakan metode, guru dapat melaksanakan proses belajar mengajar yang utuh dan bersistem. Macam-macam metode pembelajaran antara lain : (a) metode tutorial (pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan), (b) metode demonstrasi (pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan proses, situasi, benda atau cara kerja), (c) metode debat (meningkatkan kemampuan akademik siswa), (d) metode Role Play (cara penguasaan bahan pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan), (e) metode problem solving  (pemecahan masalah), dan (f) metode mind mapping (memetakan pikiran). (Sudjana, 2005:77-89).

Berdasarkan beberapa metode diatas, maka bisa disimpulkan bahwa metode pembelajaran mempunyai banyak jenis yang tujuannya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa maupun guru yang mengajari. Untuk mata pelajaran bahasa inggris khususnya pelajaran descriptive text dapat menggunakan metode mind mapping, karena metode ini dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa agar tidak kehilangan ide ketika mendeskripsikan suatu objek benda.

2.3.   Mind Mapping

2.3.1.                  Pengertian

Menurut Tony Buzan (2004: 68) Mind Map adalah metode untuk menyimpan suatu informasi yang diterima oleh seseorang dan mengingat kembali informasi yang diterima tesebut. Mind Map juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya.

Menurut Pandley (1994: 45) Metode Mind Map bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep dari suatu materi pelajaran.

2.3.2.                  Kelebihan dan Kekurangan

Sebagai suatu system pembelajaran, mind mapping memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Kurniawati (2010:23) kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran mind mapping adalah sebagai berikut :

·         Kelebihan       :

1)      Dapat mengemukakan pendapat secara bebas

2)      Dapat bekerja sama dengan teman lainnya

3)      Catatan lebih padat dan jelas

4)      Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan

5)      Catatan lebih terfokus pada inti materi

6)      Mudah melihat gambaran keseluruhan

7)      Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan.

8)      Memudahkan penambahan informasi baru

9)      Pengkajian ulang bisa lebih cepat

10)  Setiap peta bersifat unik

·         Kelemahan

1)      Hanya siswa yang aktiv yang terlibat

2)      Tidak sepenuhnya murid belajar

3)      Mind mapping siswa bervariasi sehingga guru akan kwalahan memeriksa mind mapping.

Jadi berdasarkan beberapa kelebihan dan kelemahan dari metode pembelajaran mind mapping diatas, bisa disimpulkan bahwa begitu banyak kelebihan jika pembelajaran melibatkan mind mapping yang mampu memudahkan proses belajar mengajar. Untuk sedikit kelemahannya  bisa diatasi dengan beberapa cara sehingga kelemahannya tidak akan menjadi hambatan proses belajar mengajar.

2.3.3.                  Langkah-langkah

Adapun tahap-tahap pembelajaran menulis teks descriptive dengan menggunakan metode Mind Map adalah sebagai berikut:

      1. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran tentang materi pelajaran yang akan dipelajari.
      2. Siswa mempelajari konsep tentang materi pelajaran yang dipelajari dengan bimbingan guru yaitu materi teks descriptive.
      3. Siswa menjelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan teks descriptive.
      4. Siswa diminta untuk menjelaskan sebuah objek yaitu “orang tuanya” secara oral.
      5. Siswa mempelajari konsep metode mind mapping dengan bimbingan guru.
      6. Setelah siswa memahami materi dan metode yang telah diterangkan oleh guru, guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan.
      7. Siswa diminta untuk membuat mind map dengan bacaan tentang “kucing’ yang telah diberikan oleh guru.

      1. Kemudian siswa dihimbau untuk membuat Mind Map dari materi yang dipelajari. Sebagai contoh untuk mempelajari teks descriptive dimulai dengan memetakan unsur-unsur yang ada di teks descriptive, kemudian menyusun Mind Map.
      2. Untuk mempertajam kemampuan menulis teks descriptive, guru memberikan contoh report teks tentang Kucing menggunakan Mind Map.
      3. Untuk mengevaluasi hasil siswa tentang pemahaman terhadap unsur-unsur penyusun bentuk teks descriptive, guru menunjuk beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil Mind Map  tentang “kucing” lalu menuliskannya di papan tulis.
      4. Dari hasil presentasi yang ditulis oleh siswa di papan tulis, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
      5. Guru memberikan soal latihan tentang materi yang telah dipelajari kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
      6. Pada akhir pembelajaran diadakan tes untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan akademis siswa.

B.     Penelitian Terdahulu

Eka Dwi Franchiska (2017) “Keefektifan Mind Mapping dalam menulis paragraph descriptive dengan tema La Maison pada siswa kelas XI SMAN 1 Demak” menyatakan bahwa metode mind mapping efektiv dalam meningkatkan keterampilan menulis descriptive tentang La Maison siswa kelas XI SMAN 1 Demak.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan masalah yang penulis angkat yaitu sama-sama menggunakan metode mind mapping dan juga menggunakan teks descriptive.

Adapun perbedaaannya dengan penelitian yang penulis angkat adalah penulis melakukan penelitian di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO sedangkan penelitian Eka Dwi Franchiska melakukan penelitian di kelas XI SMAN 1 Demak.

Irma Pusparini (2017) “Meningkatkan kemampuan teks descriptive siswa melalui model mind mapping di SMPN 13 Banjarmasin” menyatakan bahwa penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam keterampilan menulis, khususnya teks descriptive pada siswa kelas VII E SMPN 13 Banjarmasin.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan masalah yang penulis angkat yaitu sama-sama menggunakan metode mind mapping dan juga menggunakan teks descriptive.

Adapun perbedaaannya dengan penelitian yang penulis angkat adalah penulis melakukan penelitian di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO sedangkan penelitian Irma Pusparini melakukan penelitian di kelas VII E SMPN 13 Banjarmasin.

Ida Bagus Putrayasa (2015) “Pembelajaran menulis paragraph dekripsi berbasis Mind Mapping pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha” menyatakan bahwa pembelajaran menulis paragraph deskripsi menggunakan mind mapping dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan masalah yang penulis angkat yaitu sama-sama menggunakan metode mind mapping dan juga menggunakan teks descriptive.

Adapun perbedaaannya dengan penelitian yang penulis angkat adalah penulis melakukan penelitian di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO sedangkan penelitian Ida Bagus Putrayasa melakukan penelitian di kelas VII SMP Laboratorium Undiksha.

C.    Kerangka Pikir

Masalah yang terjadi pada pembelajaran teks descriptive ini adalah pembelajarannya kurang kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Ini mengakibatkan hasil belajar siswa tidak mencapai tujuan pembelajaran. .

Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kurangnya ke kreatifan dan keinnovatifan pembelajaran teks descriptive dan rendahnya prestasi belajar tersebut adalah dengan cara melaksanakan perbaikan pembelajaran teks descriptive dengan menggunakan metode mind mapping. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa secara maksimal sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Berdasarkan munculnya permasalahan tersebut, peneliti akan mencoba melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Hasil dari tes siklus 1 dan siklus II kemudian dibandingkan dalam hal pencapaian nilai. Hal tersebut, dilakukan untuk mengetahui pencapaian keberhasilan strategi pembelajaran teks descriptive dengan menggunakan metode mind mapping.

 Melalui strategi tersebut, diharapkan dapat meningkatkatnya prestasi dan ketuntasan belajar siswa minimal 75% dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran.

D.    Hipotesis

Berdasarkan mengetahui hasil dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan setelah mempelajari metode mind mapping, maka peneliti membuat hipotesis tindakan bahwa penggunaan metode mind mapping dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks descriptive di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO.

BAB I <<<< Sebelumnya dan Selanjutnya >>>> BAB III

Share:
Location: Tangerang, Tangerang City, Banten, Indonesia

0 comments:

Post a Comment

About

Powered by Blogger.

Archives