UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESCRIPTIVE SISWA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS X SMAN BANDARKEDUNGMULYO
BAB II
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Menulis
1.1. Pengertian
Menurut Gaith (2002) menulis itu
adalah kegiatan yang mendorong seseorang untuk mengkomunikasikan
pikiran-pikirannya dan membuat pemikiran-pemikirannya tercermin dalam bentuk
tulisan. Lebih jauh ia mengungkapkan”When
thought is written down, ideas can be examined, reconsidered, added to,
rearranged and changed. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu menuangkan
ide-ide yang dimiliki kedalam tulisan sehingga orang lain bisa mengetahui apa
yang ingin disampaikan tanpa menggunakan lisan tetapi menggunakan tulisan yang
benar dan mampu dipahami oleh orang lain.
Menulis bukanlah semata-mata masalah
menstranformasikan “bahasa” ke dalam simbol-simbol tertentu namun lebih
merupakan proses berpikir (Sitorus dan Said : 1997:1). Hal ini dimaksudkan
untuk mendapatkan maksud dan tujuan tidak hanya melalui tulisan yang ada
didalam suatu bacaan tetapi juga melihatnya dari prosesnya.
Selanjutnya Dagher (1997:1)
mendifinisikan bahwa menulis merupakan proses berpikir yang dituangkan diatas
kertas dalam bentuk tulisan. Proses berpikir ini mencakup proses bagaimana
ide-ide dimunculkan, dan difokuskan pada ide-ide tertentu yang relevan dan
saling terkait.
Jadi berdasarkan penjelasan di atas,
penulis bisa menyimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang
didalamnya terdapat proses menuangkan ide atau pemikiran seseorang melalui
sebuah tulisan dengan tujuan untuk membuat pembaca mengetahui apa yang berusaha
disampaikan oleh penulis.
1.2. Kurikulum
Didunia pendidikan di Indonesia mengalami
beberapa kali perubahan metode pembelajaran dikarenakan penyesuaian terhadap
perkembangan zaman. Seperti metode-metode yang sebelumnya, metode ini juga
mempunyai sisi negative dan juga sisi posifif yang dihasilkan. Penerapan
kurikulum 2013 ini diterapkan dengan cara lebih mengacu kepada aplikasi yang
ada didunia nyata sehingga siswa mampu mengaplikasikannya langsung didalam
kehidupannya langsung, tetapi bagi beberapa sekolah, metode ini dipandang
kurang cocok untuk diterapkan karena kurangnya Sumber Daya Manusia yang kurang
siap dengan tuntutan kurikulum yang ada.
Sebelum membicarakan kurikulum 2013
lebih rinci, kita harus tau terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kurikulum.
Kurikulum merupakan seperangkat peraturan yang dijadikan sebuah pedoman untuk
kegiatan belajar mengajar. Pedomannya tersebut disesuaikan dengan perkembangan
zaman sehingga kementrian pendidikan sebagai penanggung jawab bisa melakukan
perubahan kapanpun jika dibutuhkan agar bisa menyesuaikan dengan standart
internasional.
Kurikulum ini terdiri dari empat aspek
penilaian yaitu pengetahuan, keterampilan, social dan spiritual. Pengetahuan
adalah aspek yang mencakup tentang ilmu yang diberikan kepada siswanya.
Keterampilan adalah aspek yang mencakup tentang kreativitas yang diharapkan
bisa membuat siswa lebih berkreasi. Social adalah aspek yang mencakup tentang
hubungan siswa dengan orang lain maupun lingkungan sekitarnya. Dan yang
terakhir adalah aspek spiritual yaitu aspek yang mencakup tentang hubungan
siswa dengan Tuhannya.
Aspek-aspek tersebut mempunyai
beberapa komponen yang masing-masing mempunyai hal berbeda yang akan
dibicarakan yaitu isi, strategi,
evaluasi dan tujuan. Isi adalah komponen kurikulum yang paling utama dan yang
paling penting karena didalamnya akan membahas tentang bahan ajar yang akan
diberikan kepada muridnya untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Bahan ajar
yang diajarkan pun juga harus sesuai dengan perkembangan siswa, berisi tentang
pengetahuan ilmiah dan mampu mempertanggung jawabkan kebenarannya. Strategi
adalah adalah tekhnik yang digunakan untuk mengajar dan yang paling penting
tekhnik ini harus mampu menunjang kegiatan siswa agar bisa memenuhi standart
yang menjadi acuan. Didalam strategi tidak hanya menggunakan tekhnik-tekhnik
tertentu tetapi juga bisa menggunakan media-media yang sesuai dan mampu
merangsang keinginan maupun perkembangan siswa dalam belajar. Evaluasi adalah
suatu tahap akhir untuk menentukan hasil pembelajaran yang didapatkan siswa
sudah sesuai dengan standart ataukah belum. Penerapan yang dilakukan sudah
sesuai dengan kondisi siswa atau perlu dilakukan perbaikan. Dan yang terakhir
adalah tujuan. Masing-masing jenjang pendidikan memiliki tujuan kurikulum yang
berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan perkembangan kognitif dan social anak.
Oleh sebab itu, materi SD, SMP, SMA ataupun jenjang yang lebih tinggi akan
sangat berbeda.
Jenjang pendidikan yang sama pun tidak
akan mempunyai tujuan yang sama. Misalnya jenjang pendidikan SMA. Ada pembagian
kelas didalamnya yang disitu juga termasuk dalam pengelompokan yang telah
disesuaikan dengan kondisi siswa. Ada kelas X, XI dan XII. Disetiap tingkatan
kelas tidak akan mempunyai visi yang sama. Bahkan dikelas yang sama tetapi
dengan semester yang berbeda akan mempunyai tujuan yang berbeda. Misalnya
materi bahasa inggris yang diajarkan dikelas X semester 2 adalah :
1.
Congratulation
Materi tentang ucapan selamat kepada seseorang atas keberhasilan atau pencapaian yang telah ia
capai diberbagai event.
2.
Complimenting
Materi tentang pujian kepada seseorang atas keberhasilan
atau pencapaian yang telah ia capai yang bertujuan untuk memberi dorongan
semangat kepada seseorang agar orang tersebut tetap berprestasi dan bahkan
berusaha lebih baik dari itu.
3.
Narrative text
Materi tentang cerita fiksi atau cerita karangan yang
bertujuan untuk menghibur pembaca dengan kejadian yang berurutan yang mengarah
kedalam suatu klimaks dan akhirnya menemukan penyelesaian.
4.
Expressing gratitude
Materi tentang ucapan terimakasih kepada seseorang yang
telah memberikan sesuatu atau membantu kita dalam masalah
5.
Accepting an invitation
Materi tentang penerimaan suatu undangan atau ajakan yang
telah diberikan orang lain dengan menggunakan berbagai respon.
6.
Descriptive text
Materi tentang suatu teks yang menggambarkan suatu hal
atau object secara jelas dan tepat dengan tujuan untuk menggambarkan,
menjelaskan atau mengungkapkan suatu hal atau object.
7.
Expression of surprise and amazement
Materi tentang suatu ungkapan terkejut atau keheranan
terhadap suatu hal yang tidak terduga dan mencengangkan.
8.
News item.
Materi tentang suatu text yang menginformasikan mengenai
kejadian yang terjadi pada hari ini.
1.3. Descriptive Text
1.3.1.
Pengertian
Descriptive text adalah jenis teks
yang banya digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam penggambaran suatu benda,
tempat, manusia, hewan dan benda lainnya. Descriptive text adalah sebuah text
bahasa inggris yang digunakan untuk menggambarkan seperti apa benda atau
makhluk hidup yang kita descripsikan, baik secara kenampakan, bau, suara atau
tekstur dari benda atau makhluk hidup tersebut. Tujuan dari descriptive text
sendiri yaitu untuk menggambarkan dan mengungkapkan cirri-ciri dari benda,
tempat atau makhluk tertentu secara umum tanpa adanya riset atau penelitian
secara mendalam dan menyeluruh.
1.3.2.
Generic Structure
Descriptive text mempunyai dua bagian yang menjadi ciri
khas dari text tersebut yaitu :
1)
Identification
Identification adalah bagian dari Descriptive text yang
berisi tentang topic atau hal yang akan digambarkan pada text tersebut.
2)
Description
Description adalah bagian terakhir dari descriptive text
yang berisi tentang pembahasan atau penggambaran tentang topic atau hal yg
dijelaskan mengenai kenampakan fisik, kualitas, perilaku umum maupun
sifat-sifatnya.
1.3.3.
Ciri Kebahasaan
1)
Descriptive text menggunakan berbagai macam adjective (kata sifat) yang bersifat
describing (menggambarkan), Numbering
(menomerkan), dan Classifying (mengklasifikasikan),
misalnya : two, weak, short, white, etc.
2) Descriptive text
menggunakan Relating verbs untuk
memberikan informasi tentang subject, misalnya : my cat is really naughty, it always bites my foot when I am playing
with it.
3) Descriptive text
menggunakan Thinking verb (kata kerja
berfikir, seperti believe, imagine, etc) dan feeling verbs (kata kerja perasa, seperti feel) untuk mengungkapkan
pandangan pribadi penulis tentang subject misalnya : I believe that she is nice person, I imagine she kicks the ball, etc.
4)
Descriptive text juga menggunakan adverb (kata keterangan) untuk memberikan informasi tambahan
mengenai perilaku atau sifat (adjective)
yang dijelaskan, misalnya : it is really
cute, etc.
2. Metode Pembelajaran
2.1. Pengertian
Menurut Sudjana (2005:76) metode merupakan
perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara
teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dan semuanya berdasarkan pada
suatu pendekatan tertentu. Pendekatan bersifat aksiomatis artinya pendekatan
yang sudah jelas kebenarannya, sedangkan bersifat procedural yaitu pendekatan
dengan menerapkan langkah-langkah yang maksudnya adalah menerapkannya melalui
langkah-langkah ang teratur dan secara bertahap yang dimulai dari penyusunan
perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar dan
penilaian hasil belajar.
Menurut Sangidu (2004:14) metode
pembelajaran adalah cara kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu
kegiatan penilaian guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Salamun (2009:7) metode
pembelajaran adalah sebuah cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran
yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Hal ini berarti pemilihan metode
pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi pembelajaran dan hasil
pembelajaran yang ingin dicapai.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan sebuah bersistem perencanaan
yang digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran. Metode ini dilakukan
secara bertahap dengan menggunakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai tujuan
tertentu dibawah kondisi yang berbeda.
2.2. Macam-Macam
Penggunaan metode pembelajaran sangat
penting karena dengan menggunakan metode, guru dapat melaksanakan proses
belajar mengajar yang utuh dan bersistem. Macam-macam metode pembelajaran
antara lain : (a) metode tutorial (pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
melalui proses bimbingan), (b) metode demonstrasi (pengelolaan pembelajaran
dengan memperagakan atau mempertunjukkan proses, situasi, benda atau cara
kerja), (c) metode debat (meningkatkan kemampuan akademik siswa), (d) metode Role Play (cara penguasaan bahan
pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan), (e) metode
problem solving (pemecahan masalah), dan
(f) metode mind mapping (memetakan pikiran). (Sudjana, 2005:77-89).
Berdasarkan beberapa metode diatas,
maka bisa disimpulkan bahwa metode pembelajaran mempunyai banyak jenis yang
tujuannya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa maupun guru yang
mengajari. Untuk mata pelajaran bahasa inggris khususnya pelajaran descriptive
text dapat menggunakan metode mind mapping, karena metode ini dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa agar tidak kehilangan ide ketika
mendeskripsikan suatu objek benda.
2.3. Mind Mapping
2.3.1.
Pengertian
Menurut Tony Buzan (2004: 68) Mind Map adalah metode untuk
menyimpan suatu informasi yang diterima oleh seseorang dan mengingat kembali
informasi yang diterima tesebut. Mind
Map juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan
memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik
sehingga lebih mudah memahaminya.
Menurut Pandley (1994: 45) Metode Mind Map bertujuan untuk membangun
pengetahuan siswa dalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk
meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep dari suatu materi
pelajaran.
2.3.2.
Kelebihan dan Kekurangan
Sebagai suatu system pembelajaran, mind mapping memiliki kelebihan dan
kekurangan. Menurut Kurniawati (2010:23) kelebihan dan kekurangan dari metode
pembelajaran mind mapping adalah
sebagai berikut :
·
Kelebihan :
1)
Dapat
mengemukakan pendapat secara bebas
2)
Dapat
bekerja sama dengan teman lainnya
3)
Catatan
lebih padat dan jelas
4)
Lebih
mudah mencari catatan jika diperlukan
5)
Catatan
lebih terfokus pada inti materi
6)
Mudah
melihat gambaran keseluruhan
7)
Membantu
otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan.
8)
Memudahkan
penambahan informasi baru
9)
Pengkajian
ulang bisa lebih cepat
10)
Setiap
peta bersifat unik
·
Kelemahan
1)
Hanya
siswa yang aktiv yang terlibat
2)
Tidak
sepenuhnya murid belajar
3)
Mind mapping siswa bervariasi sehingga guru akan
kwalahan memeriksa mind mapping.
Jadi berdasarkan beberapa kelebihan
dan kelemahan dari metode pembelajaran mind
mapping diatas, bisa disimpulkan bahwa begitu banyak kelebihan jika
pembelajaran melibatkan mind mapping yang
mampu memudahkan proses belajar mengajar. Untuk sedikit kelemahannya bisa diatasi dengan beberapa cara sehingga
kelemahannya tidak akan menjadi hambatan proses belajar mengajar.
2.3.3.
Langkah-langkah
Adapun tahap-tahap pembelajaran
menulis teks descriptive dengan menggunakan metode Mind Map adalah sebagai berikut:
- Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran tentang materi pelajaran yang akan dipelajari.
- Siswa mempelajari konsep tentang materi pelajaran yang dipelajari dengan bimbingan guru yaitu materi teks descriptive.
- Siswa menjelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan teks descriptive.
- Siswa diminta untuk menjelaskan sebuah objek yaitu “orang tuanya” secara oral.
- Siswa mempelajari konsep metode mind mapping dengan bimbingan guru.
- Setelah siswa memahami materi dan metode yang telah diterangkan oleh guru, guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan.
- Siswa diminta untuk membuat mind map dengan bacaan tentang “kucing’ yang telah diberikan oleh guru.
- Kemudian siswa dihimbau untuk membuat Mind Map dari materi yang dipelajari. Sebagai contoh untuk mempelajari teks descriptive dimulai dengan memetakan unsur-unsur yang ada di teks descriptive, kemudian menyusun Mind Map.
- Untuk mempertajam kemampuan menulis teks descriptive, guru memberikan contoh report teks tentang Kucing menggunakan Mind Map.
- Untuk mengevaluasi hasil siswa tentang pemahaman terhadap unsur-unsur penyusun bentuk teks descriptive, guru menunjuk beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil Mind Map tentang “kucing” lalu menuliskannya di papan tulis.
- Dari hasil presentasi yang ditulis oleh siswa di papan tulis, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
- Guru memberikan soal latihan tentang materi yang telah dipelajari kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
- Pada akhir pembelajaran diadakan tes untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan akademis siswa.
B. Penelitian Terdahulu
Eka Dwi Franchiska (2017) “Keefektifan
Mind Mapping dalam menulis paragraph descriptive dengan tema La Maison pada
siswa kelas XI SMAN 1 Demak” menyatakan bahwa metode mind mapping efektiv
dalam meningkatkan keterampilan menulis descriptive tentang La Maison siswa
kelas XI SMAN 1 Demak.
Penelitian ini
memiliki persamaan dengan masalah yang penulis angkat yaitu sama-sama
menggunakan metode mind mapping dan juga menggunakan teks descriptive.
Adapun
perbedaaannya dengan penelitian yang penulis angkat adalah penulis melakukan
penelitian di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO sedangkan penelitian Eka Dwi
Franchiska melakukan penelitian di kelas XI SMAN 1 Demak.
Irma Pusparini (2017) “Meningkatkan
kemampuan teks descriptive siswa melalui model mind mapping di SMPN 13
Banjarmasin” menyatakan bahwa penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam
keterampilan menulis, khususnya teks descriptive pada siswa kelas VII E SMPN 13
Banjarmasin.
Penelitian ini
memiliki persamaan dengan masalah yang penulis angkat yaitu sama-sama
menggunakan metode mind mapping dan juga menggunakan teks descriptive.
Adapun
perbedaaannya dengan penelitian yang penulis angkat adalah penulis melakukan
penelitian di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO sedangkan penelitian Irma
Pusparini melakukan penelitian di kelas VII E SMPN 13 Banjarmasin.
Ida Bagus Putrayasa (2015) “Pembelajaran
menulis paragraph dekripsi berbasis Mind
Mapping pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha” menyatakan
bahwa pembelajaran menulis paragraph deskripsi menggunakan mind mapping dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VII
SMP Laboratorium Undiksha.
Penelitian ini
memiliki persamaan dengan masalah yang penulis angkat yaitu sama-sama
menggunakan metode mind mapping dan juga menggunakan teks descriptive.
Adapun
perbedaaannya dengan penelitian yang penulis angkat adalah penulis melakukan
penelitian di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO sedangkan penelitian Ida Bagus Putrayasa melakukan penelitian di kelas VII SMP Laboratorium Undiksha.
C. Kerangka Pikir
Masalah
yang terjadi pada pembelajaran teks descriptive ini adalah pembelajarannya
kurang kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Ini mengakibatkan hasil belajar
siswa tidak mencapai tujuan pembelajaran. .
Upaya
yang bisa dilakukan untuk mengatasi kurangnya ke kreatifan dan keinnovatifan
pembelajaran teks descriptive dan rendahnya prestasi belajar tersebut adalah
dengan cara melaksanakan perbaikan pembelajaran teks descriptive dengan
menggunakan metode mind mapping. Strategi
ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa secara maksimal
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Berdasarkan
munculnya permasalahan tersebut, peneliti akan mencoba melakukan penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi.
Hasil
dari tes siklus 1 dan siklus II kemudian dibandingkan dalam hal pencapaian
nilai. Hal tersebut, dilakukan untuk mengetahui pencapaian keberhasilan
strategi pembelajaran teks descriptive dengan menggunakan metode mind mapping.
Melalui
strategi tersebut, diharapkan dapat meningkatkatnya prestasi dan ketuntasan
belajar siswa minimal 75% dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran.
D. Hipotesis
Berdasarkan
mengetahui hasil dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan
setelah mempelajari metode mind mapping, maka peneliti membuat hipotesis
tindakan bahwa penggunaan metode mind mapping dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis teks descriptive di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO.
BAB I <<<< Sebelumnya dan Selanjutnya >>>> BAB III
BAB I <<<< Sebelumnya dan Selanjutnya >>>> BAB III
0 comments:
Post a Comment