Ilmu pengetahuan akan semakin melekat ketika kita berusaha untuk membagikannya untuk orang lain, semakin kamu berusaha berbagi semakin kamu banyak mendapat manfaat

Showing posts with label PTK. Show all posts
Showing posts with label PTK. Show all posts

Monday, April 15, 2019

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESCRIPTIVE SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS X



UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESCRIPTIVE SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS X SMAN BANDARKEDUNGMULYO
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1  Jenis-Jenis

Untuk mengatasi permasalahan yang telah dirumuskan diatas, ada beberapa jenis penelitian yang akan diselidiki yaitu siswa, guru dan sumber belajar. Siswa untuk menyelidiki sejauh mana siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis khususnya teks descriptive dengan menerapkan model pembelajaran Mind Mapping. Guru untuk melihat bagaimana peran guru dalam mempersiapkan materi,mempresentasikan materi dan menerapkan tekhnik pembelajran yang akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran menulis descriptive text. Selanjutnya, sumber belajar untuk melihat bagaimana penggunaan buku dan bahan ajar lainnya. Apakah sudah sama dengan kurikulum dan konsep materi yang akan disampaikan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.  

1.2  Objek/Lokasi

Penelitian ini melibatkan 30 siswa kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Lokasi penelitian adalah SMAN BANDARKEDUNGMULYO Jombang.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dari awal bulan Februari tahun 2019 sampai dengan awal bulan Maret tahun 2018. Adapun rincian kegiatan penelitian tersebut adalah: persiapan penelitian, koordinasi pelaksanaan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan, monitoring dan evaluasi), penyusunan laporan penelitian, diskusi teman sejawat, penyempurnaan, penggandaan laporan penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019, antara bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2019 dan rencana berlangsung selama 1 bulan secara berkesinambungan.

1.3  Metode Pengambilan Data (prosedur pelaksanaan)

Penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus. Dan setiap siklus akan dilakukan dalam dua kali pertemuan tatap muka, sehingga untuk dua siklus terdapat enam kali pertemuan. Setiap siklus selalu diakhiri dengan observasi dan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilanjutkan dengan refleksi. Metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa terhadap teks descriptive adalah dengan menggunakan mind mapping.

Penelitian akan dilakukan dengan langkah-langkah :

1.      Planning (perencanaan)

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah :

1)      Membuat perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping.

2)      Menyusun lembar observasi untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran mind mapping.

3)      Merancang instrument-instrumen evaluasi untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa dan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap penulilsan teks descriptive

2.      Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping sesuai dengan perencanaan sebelumnya, dengan melakukan kegiatan

1)      Memberikan konsep tentang materi mind mapping.

2)      Memberikan tugas (teks descriptive) sesuai dengan konsep mind mapping yang telah diberikan.

3)      Melakukan evaluasi.

3.      Observasi dan Evaluasi

Observasi dan Evaluasi akan dilakukan selama pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang sebelumnya telah dibuat dan juga melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.

4.      Refleksi

Semua hasil yang telah diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan menjadi satu dan akan dianalisis ditahap ini. Dari hasil tersebut, guru akan merefleksikan dirinya dengan melihat hasil observasi. “Apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa tentang teks descriptive?” hasil analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus selanjutnya.

Instrument penelitian ini terdiri atas ; lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa ketika proses belajar mengajar didalam kelas, tes hasil belajar untuk mengukur kemampuan siswa memahami materi pelajaran, serta angket respon untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran teks descriptive menggunakan metode mind mapping.  

1.4  Metode Analisis Data

Keberhasilan penelitian ini ditentukan oleh meningkatkan hasil belajar dan respon yang baik dari siswa. Oleh karena itu, untuk mengukur hasil belajar digunakan tes tertulis untuk setiap siklus. Analisa data dilakukan dengan melihat peningkatan hasil dari siklus 1 dan siklus 2 yang dijelaskan berupa angka dan descripsi kemajuan kemampuan siswa. Sedangkan untuk respon siswa, instrument yang digunakan adalah lembaran pengamatan dan data akan di analisa melalui descripsi respon siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

Pengamatan proses kegiatan belajar mengajar dilakukan menggunakan instrument obsevasi dengan dibantu oleh seorang observer dari teman sejawat yang mengetahui cara mengajar materi teks descriptive dengan menggunakan metode mind mapping.

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO Jombang yang seluruhnya berjumlah 30 siswa. Jenis data yaitu aktivitas dan data hasil belajar siswa. Kemampuan siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan dan observasi kegiatan yaitu kemajuan dari hasil observasi dan evaluasi mengenai pemahaman siswa tentang teks descriptive dengan membandingkannya dengan hasil yang telah diperoleh dari setiap siklus pembelajaran. Pada observasi awal dilakukan observasi terhadap data kemapuan menulis siswa terhadap teks descriptive.

Data-data yang telah terkumpul akan dianalisis secara descriptive kualitatif. Indicator Keberhasilan Tindakan adalah terjadinya peningkatan kemampuan siswa kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO Jombang dalam memahami teks descriptive setelah menggunakan tekhnik mind mapping. Kemampuan siswa akan dikatakan meningkat apabila secara perorangan telah mencapai nilai minimal 75 dan secara keseluruhan mencapai nilai rata-rata 75. Pada tahap refleksi dilakukan pengkajian data yang didapat oleh peneliti dan observer, serta membandingkannya dengan pengalaman sebelumnya, dan dikaitkan juga dengan teori tertentu dan selanjutnya ditarik kesimpulan. Bila tindakan pertama dan tindakan tindakan kedua pada siklus satu belum bisa mencapai hasil yang diharapkan, maka selanjutnya akan dilakukan tindakan pada siklus berikutnya.

BAB I, BAB II <<<< Sebelumnya

Nah, di setiap siklus yang dilakukan mempunyai perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Cukup diketahui bahwa banyaknya siklus yang dilakukan dan yang paling baik adalah dua kali.

Contoh RPP Siklus 1


Share:

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESCRIPTIVE SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS X



UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESCRIPTIVE SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS X SMAN BANDARKEDUNGMULYO
BAB II

A.    KAJIAN PUSTAKA

1.      Menulis

1.1.   Pengertian

Menurut Gaith (2002) menulis itu adalah kegiatan yang mendorong seseorang untuk mengkomunikasikan pikiran-pikirannya dan membuat pemikiran-pemikirannya tercermin dalam bentuk tulisan. Lebih jauh ia mengungkapkan”When thought is written down, ideas can be examined, reconsidered, added to, rearranged and changed. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu menuangkan ide-ide yang dimiliki kedalam tulisan sehingga orang lain bisa mengetahui apa yang ingin disampaikan tanpa menggunakan lisan tetapi menggunakan tulisan yang benar dan mampu dipahami oleh orang lain.

Menulis bukanlah semata-mata masalah menstranformasikan “bahasa” ke dalam simbol-simbol tertentu namun lebih merupakan proses berpikir (Sitorus dan Said : 1997:1). Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan maksud dan tujuan tidak hanya melalui tulisan yang ada didalam suatu bacaan tetapi juga melihatnya dari prosesnya.

Selanjutnya Dagher (1997:1) mendifinisikan bahwa menulis merupakan proses berpikir yang dituangkan diatas kertas dalam bentuk tulisan. Proses berpikir ini mencakup proses bagaimana ide-ide dimunculkan, dan difokuskan pada ide-ide tertentu yang relevan dan saling terkait.

Jadi berdasarkan penjelasan di atas, penulis bisa menyimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang didalamnya terdapat proses menuangkan ide atau pemikiran seseorang melalui sebuah tulisan dengan tujuan untuk membuat pembaca mengetahui apa yang berusaha disampaikan oleh penulis.

1.2.   Kurikulum

Didunia pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan metode pembelajaran dikarenakan penyesuaian terhadap perkembangan zaman. Seperti metode-metode yang sebelumnya, metode ini juga mempunyai sisi negative dan juga sisi posifif yang dihasilkan. Penerapan kurikulum 2013 ini diterapkan dengan cara lebih mengacu kepada aplikasi yang ada didunia nyata sehingga siswa mampu mengaplikasikannya langsung didalam kehidupannya langsung, tetapi bagi beberapa sekolah, metode ini dipandang kurang cocok untuk diterapkan karena kurangnya Sumber Daya Manusia yang kurang siap dengan tuntutan kurikulum yang ada.

Sebelum membicarakan kurikulum 2013 lebih rinci, kita harus tau terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat peraturan yang dijadikan sebuah pedoman untuk kegiatan belajar mengajar. Pedomannya tersebut disesuaikan dengan perkembangan zaman sehingga kementrian pendidikan sebagai penanggung jawab bisa melakukan perubahan kapanpun jika dibutuhkan agar bisa menyesuaikan dengan standart internasional.

Kurikulum ini terdiri dari empat aspek penilaian yaitu pengetahuan, keterampilan, social dan spiritual. Pengetahuan adalah aspek yang mencakup tentang ilmu yang diberikan kepada siswanya. Keterampilan adalah aspek yang mencakup tentang kreativitas yang diharapkan bisa membuat siswa lebih berkreasi. Social adalah aspek yang mencakup tentang hubungan siswa dengan orang lain maupun lingkungan sekitarnya. Dan yang terakhir adalah aspek spiritual yaitu aspek yang mencakup tentang hubungan siswa dengan Tuhannya.  

Aspek-aspek tersebut mempunyai beberapa komponen yang masing-masing mempunyai hal berbeda yang akan dibicarakan yaitu  isi, strategi, evaluasi dan tujuan. Isi adalah komponen kurikulum yang paling utama dan yang paling penting karena didalamnya akan membahas tentang bahan ajar yang akan diberikan kepada muridnya untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Bahan ajar yang diajarkan pun juga harus sesuai dengan perkembangan siswa, berisi tentang pengetahuan ilmiah dan mampu mempertanggung jawabkan kebenarannya. Strategi adalah adalah tekhnik yang digunakan untuk mengajar dan yang paling penting tekhnik ini harus mampu menunjang kegiatan siswa agar bisa memenuhi standart yang menjadi acuan. Didalam strategi tidak hanya menggunakan tekhnik-tekhnik tertentu tetapi juga bisa menggunakan media-media yang sesuai dan mampu merangsang keinginan maupun perkembangan siswa dalam belajar. Evaluasi adalah suatu tahap akhir untuk menentukan hasil pembelajaran yang didapatkan siswa sudah sesuai dengan standart ataukah belum. Penerapan yang dilakukan sudah sesuai dengan kondisi siswa atau perlu dilakukan perbaikan. Dan yang terakhir adalah tujuan. Masing-masing jenjang pendidikan memiliki tujuan kurikulum yang berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan perkembangan kognitif dan social anak. Oleh sebab itu, materi SD, SMP, SMA ataupun jenjang yang lebih tinggi akan sangat berbeda.

Jenjang pendidikan yang sama pun tidak akan mempunyai tujuan yang sama. Misalnya jenjang pendidikan SMA. Ada pembagian kelas didalamnya yang disitu juga termasuk dalam pengelompokan yang telah disesuaikan dengan kondisi siswa. Ada kelas X, XI dan XII. Disetiap tingkatan kelas tidak akan mempunyai visi yang sama. Bahkan dikelas yang sama tetapi dengan semester yang berbeda akan mempunyai tujuan yang berbeda. Misalnya materi bahasa inggris yang diajarkan dikelas X semester 2 adalah : 

1.      Congratulation

Materi tentang ucapan selamat kepada seseorang atas  keberhasilan atau pencapaian yang telah ia capai diberbagai event.

2.      Complimenting

Materi tentang pujian kepada seseorang atas keberhasilan atau pencapaian yang telah ia capai yang bertujuan untuk memberi dorongan semangat kepada seseorang agar orang tersebut tetap berprestasi dan bahkan berusaha lebih baik dari itu.

3.      Narrative text

Materi tentang cerita fiksi atau cerita karangan yang bertujuan untuk menghibur pembaca dengan kejadian yang berurutan yang mengarah kedalam suatu klimaks dan akhirnya menemukan penyelesaian.

4.      Expressing gratitude

Materi tentang ucapan terimakasih kepada seseorang yang telah memberikan sesuatu atau membantu kita dalam masalah

5.      Accepting an invitation

Materi tentang penerimaan suatu undangan atau ajakan yang telah diberikan orang lain dengan menggunakan berbagai respon.

6.      Descriptive text

Materi tentang suatu teks yang menggambarkan suatu hal atau object secara jelas dan tepat dengan tujuan untuk menggambarkan, menjelaskan atau mengungkapkan suatu hal atau object. 

7.      Expression of surprise and amazement

Materi tentang suatu ungkapan terkejut atau keheranan terhadap suatu hal yang tidak terduga dan mencengangkan.

8.      News item.

Materi tentang suatu text yang menginformasikan mengenai kejadian yang terjadi pada hari ini.

1.3.   Descriptive Text

1.3.1.                  Pengertian

Descriptive text adalah jenis teks yang banya digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam penggambaran suatu benda, tempat, manusia, hewan dan benda lainnya. Descriptive text adalah sebuah text bahasa inggris yang digunakan untuk menggambarkan seperti apa benda atau makhluk hidup yang kita descripsikan, baik secara kenampakan, bau, suara atau tekstur dari benda atau makhluk hidup tersebut. Tujuan dari descriptive text sendiri yaitu untuk menggambarkan dan mengungkapkan cirri-ciri dari benda, tempat atau makhluk tertentu secara umum tanpa adanya riset atau penelitian secara mendalam dan menyeluruh.

1.3.2.                  Generic Structure

Descriptive text mempunyai dua bagian yang menjadi ciri khas dari text tersebut yaitu    :

1)      Identification

Identification adalah bagian dari Descriptive text yang berisi tentang topic atau hal yang akan digambarkan pada text tersebut. 

2)      Description

Description adalah bagian terakhir dari descriptive text yang berisi tentang pembahasan atau penggambaran tentang topic atau hal yg dijelaskan mengenai kenampakan fisik, kualitas, perilaku umum maupun sifat-sifatnya.

1.3.3.                  Ciri Kebahasaan

1)      Descriptive text menggunakan berbagai macam adjective (kata sifat) yang bersifat describing (menggambarkan), Numbering (menomerkan), dan Classifying (mengklasifikasikan), misalnya : two, weak, short, white, etc.

2)      Descriptive text menggunakan Relating verbs untuk memberikan informasi tentang subject, misalnya : my cat is really naughty, it always bites my foot when I am playing with it.

3)      Descriptive text menggunakan Thinking verb (kata kerja berfikir, seperti believe, imagine, etc) dan feeling verbs (kata kerja perasa, seperti feel) untuk mengungkapkan pandangan pribadi penulis tentang subject misalnya : I believe that she is nice person, I imagine she kicks the ball, etc.

4)      Descriptive text juga menggunakan adverb (kata keterangan) untuk memberikan informasi tambahan mengenai perilaku atau sifat (adjective) yang dijelaskan, misalnya : it is really cute, etc.

2.      Metode Pembelajaran

2.1.   Pengertian

Menurut Sudjana (2005:76) metode merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dan semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu. Pendekatan bersifat aksiomatis artinya pendekatan yang sudah jelas kebenarannya, sedangkan bersifat procedural yaitu pendekatan dengan menerapkan langkah-langkah yang maksudnya adalah menerapkannya melalui langkah-langkah ang teratur dan secara bertahap yang dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar dan penilaian hasil belajar.

Menurut Sangidu (2004:14) metode pembelajaran adalah cara kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan penilaian guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Salamun (2009:7) metode pembelajaran adalah sebuah cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Hal ini berarti pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang ingin dicapai.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan sebuah bersistem perencanaan yang digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran. Metode ini dilakukan secara bertahap dengan menggunakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai tujuan tertentu dibawah kondisi yang berbeda. 

2.2.   Macam-Macam

Penggunaan metode pembelajaran sangat penting karena dengan menggunakan metode, guru dapat melaksanakan proses belajar mengajar yang utuh dan bersistem. Macam-macam metode pembelajaran antara lain : (a) metode tutorial (pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan), (b) metode demonstrasi (pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan proses, situasi, benda atau cara kerja), (c) metode debat (meningkatkan kemampuan akademik siswa), (d) metode Role Play (cara penguasaan bahan pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan), (e) metode problem solving  (pemecahan masalah), dan (f) metode mind mapping (memetakan pikiran). (Sudjana, 2005:77-89).

Berdasarkan beberapa metode diatas, maka bisa disimpulkan bahwa metode pembelajaran mempunyai banyak jenis yang tujuannya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa maupun guru yang mengajari. Untuk mata pelajaran bahasa inggris khususnya pelajaran descriptive text dapat menggunakan metode mind mapping, karena metode ini dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa agar tidak kehilangan ide ketika mendeskripsikan suatu objek benda.

2.3.   Mind Mapping

2.3.1.                  Pengertian

Menurut Tony Buzan (2004: 68) Mind Map adalah metode untuk menyimpan suatu informasi yang diterima oleh seseorang dan mengingat kembali informasi yang diterima tesebut. Mind Map juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya.

Menurut Pandley (1994: 45) Metode Mind Map bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep dari suatu materi pelajaran.

2.3.2.                  Kelebihan dan Kekurangan

Sebagai suatu system pembelajaran, mind mapping memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Kurniawati (2010:23) kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran mind mapping adalah sebagai berikut :

·         Kelebihan       :

1)      Dapat mengemukakan pendapat secara bebas

2)      Dapat bekerja sama dengan teman lainnya

3)      Catatan lebih padat dan jelas

4)      Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan

5)      Catatan lebih terfokus pada inti materi

6)      Mudah melihat gambaran keseluruhan

7)      Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan.

8)      Memudahkan penambahan informasi baru

9)      Pengkajian ulang bisa lebih cepat

10)  Setiap peta bersifat unik

·         Kelemahan

1)      Hanya siswa yang aktiv yang terlibat

2)      Tidak sepenuhnya murid belajar

3)      Mind mapping siswa bervariasi sehingga guru akan kwalahan memeriksa mind mapping.

Jadi berdasarkan beberapa kelebihan dan kelemahan dari metode pembelajaran mind mapping diatas, bisa disimpulkan bahwa begitu banyak kelebihan jika pembelajaran melibatkan mind mapping yang mampu memudahkan proses belajar mengajar. Untuk sedikit kelemahannya  bisa diatasi dengan beberapa cara sehingga kelemahannya tidak akan menjadi hambatan proses belajar mengajar.

2.3.3.                  Langkah-langkah

Adapun tahap-tahap pembelajaran menulis teks descriptive dengan menggunakan metode Mind Map adalah sebagai berikut:

      1. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran tentang materi pelajaran yang akan dipelajari.
      2. Siswa mempelajari konsep tentang materi pelajaran yang dipelajari dengan bimbingan guru yaitu materi teks descriptive.
      3. Siswa menjelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan teks descriptive.
      4. Siswa diminta untuk menjelaskan sebuah objek yaitu “orang tuanya” secara oral.
      5. Siswa mempelajari konsep metode mind mapping dengan bimbingan guru.
      6. Setelah siswa memahami materi dan metode yang telah diterangkan oleh guru, guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan.
      7. Siswa diminta untuk membuat mind map dengan bacaan tentang “kucing’ yang telah diberikan oleh guru.

      1. Kemudian siswa dihimbau untuk membuat Mind Map dari materi yang dipelajari. Sebagai contoh untuk mempelajari teks descriptive dimulai dengan memetakan unsur-unsur yang ada di teks descriptive, kemudian menyusun Mind Map.
      2. Untuk mempertajam kemampuan menulis teks descriptive, guru memberikan contoh report teks tentang Kucing menggunakan Mind Map.
      3. Untuk mengevaluasi hasil siswa tentang pemahaman terhadap unsur-unsur penyusun bentuk teks descriptive, guru menunjuk beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil Mind Map  tentang “kucing” lalu menuliskannya di papan tulis.
      4. Dari hasil presentasi yang ditulis oleh siswa di papan tulis, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
      5. Guru memberikan soal latihan tentang materi yang telah dipelajari kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
      6. Pada akhir pembelajaran diadakan tes untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan akademis siswa.

B.     Penelitian Terdahulu

Eka Dwi Franchiska (2017) “Keefektifan Mind Mapping dalam menulis paragraph descriptive dengan tema La Maison pada siswa kelas XI SMAN 1 Demak” menyatakan bahwa metode mind mapping efektiv dalam meningkatkan keterampilan menulis descriptive tentang La Maison siswa kelas XI SMAN 1 Demak.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan masalah yang penulis angkat yaitu sama-sama menggunakan metode mind mapping dan juga menggunakan teks descriptive.

Adapun perbedaaannya dengan penelitian yang penulis angkat adalah penulis melakukan penelitian di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO sedangkan penelitian Eka Dwi Franchiska melakukan penelitian di kelas XI SMAN 1 Demak.

Irma Pusparini (2017) “Meningkatkan kemampuan teks descriptive siswa melalui model mind mapping di SMPN 13 Banjarmasin” menyatakan bahwa penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam keterampilan menulis, khususnya teks descriptive pada siswa kelas VII E SMPN 13 Banjarmasin.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan masalah yang penulis angkat yaitu sama-sama menggunakan metode mind mapping dan juga menggunakan teks descriptive.

Adapun perbedaaannya dengan penelitian yang penulis angkat adalah penulis melakukan penelitian di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO sedangkan penelitian Irma Pusparini melakukan penelitian di kelas VII E SMPN 13 Banjarmasin.

Ida Bagus Putrayasa (2015) “Pembelajaran menulis paragraph dekripsi berbasis Mind Mapping pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha” menyatakan bahwa pembelajaran menulis paragraph deskripsi menggunakan mind mapping dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan masalah yang penulis angkat yaitu sama-sama menggunakan metode mind mapping dan juga menggunakan teks descriptive.

Adapun perbedaaannya dengan penelitian yang penulis angkat adalah penulis melakukan penelitian di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO sedangkan penelitian Ida Bagus Putrayasa melakukan penelitian di kelas VII SMP Laboratorium Undiksha.

C.    Kerangka Pikir

Masalah yang terjadi pada pembelajaran teks descriptive ini adalah pembelajarannya kurang kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Ini mengakibatkan hasil belajar siswa tidak mencapai tujuan pembelajaran. .

Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kurangnya ke kreatifan dan keinnovatifan pembelajaran teks descriptive dan rendahnya prestasi belajar tersebut adalah dengan cara melaksanakan perbaikan pembelajaran teks descriptive dengan menggunakan metode mind mapping. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa secara maksimal sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Berdasarkan munculnya permasalahan tersebut, peneliti akan mencoba melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Hasil dari tes siklus 1 dan siklus II kemudian dibandingkan dalam hal pencapaian nilai. Hal tersebut, dilakukan untuk mengetahui pencapaian keberhasilan strategi pembelajaran teks descriptive dengan menggunakan metode mind mapping.

 Melalui strategi tersebut, diharapkan dapat meningkatkatnya prestasi dan ketuntasan belajar siswa minimal 75% dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran.

D.    Hipotesis

Berdasarkan mengetahui hasil dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan setelah mempelajari metode mind mapping, maka peneliti membuat hipotesis tindakan bahwa penggunaan metode mind mapping dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks descriptive di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO.

BAB I <<<< Sebelumnya dan Selanjutnya >>>> BAB III

Share:

Contoh PTK : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESCRIPTIVE SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING



UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESCRIPTIVE SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS X SMAN BANDARKEDUNGMULYO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya, bahasa adalah alat  yang digunakan manusia untuk berkomunikasi satu sama lain. Menurut Walija (1996:4) bahasa adalah alat komunikasi yang paling lengkap serta efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan serta pendapat keapda orang lain. hal ini berarti orang-orang akan menyampaikan berbagai informasi atau keinginan mereka kepada orang lain dengan menggunakan bahasa. Dan bisa dipastikan bahwa semua orang tanpa terkecuali pasti mampu menggunakan bahasa bahkan orang yang mempunyai keterbatasan fisik sekalipun karena yang disebut dengan bahasa tidak hanya sesuatu yang disampaikan lewat lisan, tetapi juga  isyarat dan tulisan.
Ketiga aspek bahasa yang disebutkan diatas tentunya bukan lagi hal yang asing bagi semua orang karena semua manusia pasti mengalami ketiga proses pembelajaran bahasa diatas. Yang pertama adalah bahasa isyarat. Bahasa ini sudah secara alamiah dirasakan manusia ketika pertama kali lahir didunia ini. Bayi yang baru lahir sudah belajar bahasa isyarat tanpa ada yang mengajarinya. Misalnya bayi yang belum bisa berbicara dan belum bisa melihat semua hal disekitarnya mampu menyampaikan rasa hausnya kepada orang tuanya dengan cara menangis dan secara otomatis orang tua akan paham dengan apa yang diinginkannya. Kedua adalah bahasa lisan yang juga sudah dipelajari oleh semua orang secara alamiah di usia bayi. Bayi yang berumur kurang lebih satu tahun sudah berusaha untuk menggunakan bahasa lisannya (berbicara) walaupun apa yang dikatakan masih belum terlalu jelas. Tetapi seiring berjalannya waktu, bayi tersebut akan bisa berbicara dengan jelas dengan cara sering mempraktekkannya. Yang terakhir adalah bahasa tulisan yaitu dengan kegiatan menulis yang akan dipelajari ketika umur bayi sudah menginjak umur sekolah sehingga peran  orang tua untuk mengajari anak-anaknya disini, sedikit banyak sudah digantikan oleh guru. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa bahasa ini adalah bahasa yang paling sulit karena semakin tinggi tingkat pendidikannya semakin tinggi juga tuntutan kualitas tulisan yang diberikan kepadanya.
Menurut Gaith (2002) menulis itu mendorong seseorang untuk mengkomunikasikan pikiran-pikirannya dan membuat pemikiran-pemikirannya tercermin dalam bentuk tulisan. Lebih jauh ia mengungkapkan”When thought is written down, ideas can be examined, reconsidered, added to, rearranged and changed. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu menuangkan ide-ide yang dimiliki kedalam tulisan sehingga orang lain bisa mengetahui apa yang ingin disampaikan tanpa menggunakan lisan tetapi menggunakan tulisan yang benar dan mampu dipahami oleh orang lain.
Tetapi tidak mudah untuk menghasilkan sebuah yang baik dan benar. Karena menulis merupakan suatu proses. Yang namanya proses, pasti mempunyai beberapa tahapan yang harus dilalui. Dan didalam proses penulisan ini mempunnyai 4 tahapan yaitu tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi dan tahap pengakhiran. Di tahap prakarsa, para penulis harus mempunyai ide yang akan dituangkan didalam tulisannya. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu tahap pelanjutan. Didalam tahap ini penulis memulai untuk mengembangkan idenya untuk dijadikan tulisan yang menarik untuk dibaca. Setelah ide dikembangkan, akan memasuki tahap ketiga yaitu tahap revisi. Tahap ini dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja dilakukan oleh penulis ketika didalam proses pengembangan ide. Yang terakhir adalah tahap pengakhiran atau tahap penyelesaian. Yaitu tahap dimana tulisan ini dinilai dan siap untuk dipublikasikan. Dan ketika keempat tahap penulisan diatas sudah dilakukan sebagaimana mestinya secara sistematik, maka hasil tulisan akan menjadi lebih baik. 
Untuk mencapai tujuan tersebut, tidak hanya dibutuhkan kemampuan pemikiran yang lebih dari penulis atau kompetensi guru yang memadai saja, tetapi juga harus didukung dengan metode pembelajaran yang sesuai. Maka dari itu, guru dituntut untuk kreatif dan mampu menggunakan metode pengajaran yang praktis, mudah digunakan dalam kegiatan belajar mengajar didalam maupun diluar kelas dan juga bisa diterima siswa dengan baik karena prinsip pentingnya adalah pengajaran yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kemampuan siswa berdasarkan tahapan-tahapan tertentu.
Tahapan-tahapan tersebut dikelompokkan menjadi beberapa tingkatan satuan pendidikan. Dimulai dari pendidikan usia dini setingkat TK dan SD, kemudian pendidikan usia menengah setingkat SLTP dan SLTA yang tentunya didalamnya mempunyai tingkatan kemampuan yang sudah disesuaikan sesuai dengan usia mereka. Semua materi pembelajaran pun harus diatur berdasarkan tingkat kemampuan siswa, tingkat kesulitan dan kriteria-kriteria lainnya. Tanpa adanya penyesuaian antara siswa dan metode pengajaran maka pelajaran dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara maksimal, bahkan bisa juga gagal.
Selama ini kelas-kelas didalam pendidikan disekolah kurang produktif karena pengetahua masih dianggap sebagai sesuatu yang harus dihafal. Setiap hari, didalam kelas guru menyampaikan materinya dengan metode ceramah dan menuntut siswa untuk menerima dan menghafalkan materi yang disampaikan oleh guru. Maka dari itu, diperlukan strategi untuk membuat siswa lebih nyaman didalam proses belajar pembelajaran. Melalui strategi itulah guru mampu mengetahui apa saja yang diperlukan dan harus dipersiapkan ketika sebelum proses kegiatan belajar dimulai.
Persiapan yang pertama adalah penyiapan materi yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa karena tidak semua materi bisa digunakan. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang disediakan untuk beberapa tingkat sekolah. Beberapa materi penulisan yang sangat tepat yaitu materi teks descriptive, teks narrative, teks report, teks recount, dan teks prosesdur. Disini materi yang paling sesuai untuk mengukur peningkatan kemampuan menulis siswa adalah materi descriptive text.
Descriptive text adalah suatu text yang menggambarkan suatu object secara umum maupun secara detail. Objectnya bisa berupa manusia, benda, hewan ataupun pemandangan. Dengan membaca text ini, pembaca akan lebih mengetahui tentang suatu object yang sedang diceritakan.
Salah satu kelebihan descriptive text didalam pengajaran bahasa inggris adalah karena seringnya segala kegiatan atau peristiwa yang terjadi digambarkan melalu penggunaan materi descriptive text. Kemudahan mendeskripsikan sesuatu hal didasarkan pada perencanaan matang yang dilakukan siswa untuk melakukan kegiatan tersebut. Tetapi, perencanaan yang dilakukan tiap siswa tidaklah sama. Ini dapat menimbulkan sebuah masalah di kelas. Disisi lain, guru harus berusaha meningkatkan kemampuan menulis siswa yang terhambat ataupun yang mengalami kendala. Oleh karena itu, untuk memberikan pengajaran descriptive text, unsur utama yang harus dicapai adalah meliputi peningkatan kemampuan menulis dan kreatifitas.
Peningkatan kemampuan ini bisa dilakukan dengan cara menggunakan beberapa metode peningkatan kemampuan menulis yang menarik dan sesuai dengan materi yang disampaikan. Misalnya metode langsung, metode komunikatif, metode integrative, metode tematik, metode konstruktivistik, metode konstekstual, metode silent way, metode total physical response, metode suggestopedy dan metode mind mapping. (Y, Budinuryanta dkk : 2008). Disini metode yang paling sesuai untuk pengajaran materi descriptive text adalah metode mind mapping.
Metode mind mapping disebut juga peta pemikiran yang merupakan metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman dan menggunakan pengingat visual maupun sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. (Porter & Hernacki (2008:152). Metode ini mengajarkan tentang bagaimana mencatat poin-poin penting yang akan ditulis didalam sebuah tulisan yang utuh. Fungsinya adalah untuk dijadikan sebuah kumpulan rute yang terhubung satu sama lain yang akan memudahkan ingatan tentang apa yang seharusnya ditulis sehingga siswa tidak akan kehabisan ide untuk menyelesaikan tulisannya.
Kehabisan ide merupakan masalah yang sangat umum dirasakan oleh para siswa. Tetapi seharusnya hal ini bisa diatasi dengan menggunakan pengajaran yang sesuai karena jika tidak, maka masalah-masalah ini akan timbul dan membuat siswa tidak bisa mengembangkan tulisannya. Hal ini sudah dibuktikan oleh penulis ketika sebelumnya mengajar teks descriptive di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO dengan menggunakan metode ceramah. Dari 30 siswa yang diajari, ternyata hanya 10 orang yang mampu memahami dan menyusun sebuah teks descriptive dengan benar. Akhirnya tujuan pembelajaran di materi descriptive text dikelas tersebut tidak terpenuhi atau bisa disebut juga gagal.
Kegagalan tersebut bisa dikarenakan karena beberapa factor. Ada factor internal dan factor eksternal. Factor internal adalah factor yang muncul dari dalam diri sendiri misalnya kurangnya wawasan tentang topic yang diberikan, kondisi tubuhnya yang sedang tidak sehat, atau kondisi psikologisnya yang sedang tidak bagus. Factor eksternal adalah factor yang muncul dari luar misalnya metode pengajaran, kondisi kelas, media pengajaran dan materi pelajaran. Tetapi penulis berfikir bahwa penyebab yang sangat berpengaruh adalah penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat.
Beberapa peneliti sebelumnya yang juga meneliti hal yang sama dengan penulis yaitu Eka Dwi Franchiska (2017) “Keefektifan Mind Mapping dalam menulis paragraph descriptive dengan tema La Maison pada siswa kelas XI SMAN 1 Demak” menyatakan bahwa metode mind mapping efektiv dalam meningkatkan keterampilan menulis descriptive tentang La Maison siswa kelas XI SMAN 1 Demak. Irma Pusparini (2017) “Meningkatkan kemampuan teks descriptive siswa melalui model mind mapping di SMPN 13 Banjarmasin” menyatakan bahwa penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam keterampilan menulis, khususnya teks descriptive pada siswa kelas VII E SMPN 13 Banjarmasin. Ida Bagus Putrayasa (2015) “Pembelajaran menulis paragraph dekripsi berbasis Mind Mapping pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha” menyatakan bahwa pembelajaran menulis paragraph deskripsi menggunakan mind mapping dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mengangkat permaslahan dengan tema metode pengajaran dengan menggunakan tekhnik mind mapping didalam mata pelajaran descriptive text. Hal ini serupa dengan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Sehingga proposal penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Menggunakan Metode Mind Mapping didalam Materi Deskriptif  Text pada Siswa Kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO, JOMBANG Tahun Pembelajaran 2018/2019”
1.2              Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut     :
1.      Apakah penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO dalam kegiatan menulis teks deskriptif ?

1.3              Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah   :
1.      Untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan menulis teks descriptive siswa kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO setelah diterapkannya metode mind mapping.

1.4              Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait sebagai berikut            :
1.      Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan memberi pengetahuan dan memperluas wawasan penulis tentang penggunaan metode mind mapping didalam pembelajaran teks descriptive, sehingga ke depannya lebih berusaha untuk lebih kreatif dalam mengembangkan kemampuan menulis.

2.      Bagi Guru
Guru dapat memperoleh wawasan dan memanfaatkan hasil penellitian ini dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis teks descriptif. Melalui penelitian ini, guru bisa menemukan metode yang cocok untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam menulis.

3.      Bagi Siswa
Siswa SMAN BANDARKEDUNGMULYO diharapkan akan mendapatkan wawasan dan memiliki pandangan yang lebih baik terhadap pembelajaran yang dianggap selama ini sangat membosankan, serta diharapkan untuk meningkatkan kreatifitas dan kemampuan mereka terhadap pembelajaran menulis.
            Manfaat penelitian ini secara teoritis maupun praktis adalah sebagai berikut            :

1.      Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah mengembangkan ilmu pengetahuan tentang upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran teks descriptif di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO.

2.      Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman.
Selanjutnya >>>>> BAB II



Share:

About

Powered by Blogger.

Archives