UPAYA MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESCRIPTIVE SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING
DI KELAS X SMAN BANDARKEDUNGMULYO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya, bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi
satu sama lain. Menurut Walija (1996:4) bahasa adalah alat komunikasi yang
paling lengkap serta efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan
serta pendapat keapda orang lain. hal ini berarti orang-orang akan menyampaikan
berbagai informasi atau keinginan mereka kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa. Dan bisa dipastikan bahwa semua orang tanpa terkecuali pasti mampu
menggunakan bahasa bahkan orang yang mempunyai keterbatasan fisik sekalipun
karena yang disebut dengan bahasa tidak hanya sesuatu yang disampaikan lewat
lisan, tetapi juga isyarat dan tulisan.
Ketiga aspek bahasa yang disebutkan diatas tentunya bukan lagi
hal yang asing bagi semua orang karena semua manusia pasti mengalami ketiga
proses pembelajaran bahasa diatas. Yang pertama adalah bahasa isyarat. Bahasa ini
sudah secara alamiah dirasakan manusia ketika pertama kali lahir didunia ini.
Bayi yang baru lahir sudah belajar bahasa isyarat tanpa ada yang mengajarinya. Misalnya
bayi yang belum bisa berbicara dan belum bisa melihat semua hal disekitarnya mampu
menyampaikan rasa hausnya kepada orang tuanya dengan cara menangis dan secara
otomatis orang tua akan paham dengan apa yang diinginkannya. Kedua adalah
bahasa lisan yang juga sudah dipelajari oleh semua orang secara alamiah di usia
bayi. Bayi yang berumur kurang lebih satu tahun sudah berusaha untuk
menggunakan bahasa lisannya (berbicara) walaupun apa yang dikatakan masih belum
terlalu jelas. Tetapi seiring berjalannya waktu, bayi tersebut akan bisa
berbicara dengan jelas dengan cara sering mempraktekkannya. Yang terakhir
adalah bahasa tulisan yaitu dengan kegiatan menulis yang akan dipelajari ketika
umur bayi sudah menginjak umur sekolah sehingga peran orang tua untuk mengajari anak-anaknya
disini, sedikit banyak sudah digantikan oleh guru. Oleh karena itu, bisa
dikatakan bahwa bahasa ini adalah bahasa yang paling sulit karena semakin
tinggi tingkat pendidikannya semakin tinggi juga tuntutan kualitas tulisan yang
diberikan kepadanya.
Menurut Gaith (2002) menulis itu mendorong seseorang untuk
mengkomunikasikan pikiran-pikirannya dan membuat pemikiran-pemikirannya
tercermin dalam bentuk tulisan. Lebih jauh ia mengungkapkan”When thought is written down, ideas can be examined,
reconsidered, added to, rearranged and changed. Hal ini dimaksudkan agar
siswa mampu menuangkan ide-ide yang dimiliki kedalam tulisan sehingga orang
lain bisa mengetahui apa yang ingin disampaikan tanpa menggunakan lisan tetapi
menggunakan tulisan yang benar dan mampu dipahami oleh orang lain.
Tetapi tidak mudah untuk menghasilkan sebuah yang baik dan
benar. Karena menulis merupakan suatu proses. Yang namanya proses, pasti
mempunyai beberapa tahapan yang harus dilalui. Dan didalam proses penulisan ini
mempunnyai 4 tahapan yaitu tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi dan
tahap pengakhiran. Di tahap prakarsa, para penulis harus mempunyai ide yang
akan dituangkan didalam tulisannya. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua
yaitu tahap pelanjutan. Didalam tahap ini penulis memulai untuk mengembangkan
idenya untuk dijadikan tulisan yang menarik untuk dibaca. Setelah ide
dikembangkan, akan memasuki tahap ketiga yaitu tahap revisi. Tahap ini
dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja dilakukan
oleh penulis ketika didalam proses pengembangan ide. Yang terakhir adalah tahap
pengakhiran atau tahap penyelesaian. Yaitu tahap dimana tulisan ini dinilai dan
siap untuk dipublikasikan. Dan ketika keempat tahap penulisan diatas sudah
dilakukan sebagaimana mestinya secara sistematik, maka hasil tulisan akan
menjadi lebih baik.
Untuk mencapai tujuan tersebut, tidak hanya dibutuhkan kemampuan
pemikiran yang lebih dari penulis atau kompetensi guru yang memadai saja,
tetapi juga harus didukung dengan metode pembelajaran yang sesuai. Maka dari
itu, guru dituntut untuk kreatif dan mampu menggunakan metode pengajaran yang
praktis, mudah digunakan dalam kegiatan belajar mengajar didalam maupun diluar
kelas dan juga bisa diterima siswa dengan baik karena prinsip pentingnya adalah
pengajaran yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kemampuan siswa
berdasarkan tahapan-tahapan tertentu.
Tahapan-tahapan tersebut dikelompokkan menjadi beberapa
tingkatan satuan pendidikan. Dimulai dari pendidikan usia dini setingkat TK dan
SD, kemudian pendidikan usia menengah setingkat SLTP dan SLTA yang tentunya
didalamnya mempunyai tingkatan kemampuan yang sudah disesuaikan sesuai dengan
usia mereka. Semua materi pembelajaran pun harus diatur berdasarkan tingkat
kemampuan siswa, tingkat kesulitan dan kriteria-kriteria lainnya. Tanpa adanya penyesuaian
antara siswa dan metode pengajaran maka pelajaran dan tujuan pembelajaran tidak
akan tercapai secara maksimal, bahkan bisa juga gagal.
Selama ini kelas-kelas didalam pendidikan disekolah kurang
produktif karena pengetahua masih dianggap sebagai sesuatu yang harus dihafal.
Setiap hari, didalam kelas guru menyampaikan materinya dengan metode ceramah
dan menuntut siswa untuk menerima dan menghafalkan materi yang disampaikan oleh
guru. Maka dari itu, diperlukan strategi untuk membuat siswa lebih nyaman
didalam proses belajar pembelajaran. Melalui strategi itulah guru mampu
mengetahui apa saja yang diperlukan dan harus dipersiapkan ketika sebelum
proses kegiatan belajar dimulai.
Persiapan yang pertama adalah penyiapan materi yang sesuai untuk
meningkatkan kemampuan menulis siswa karena tidak semua materi bisa digunakan. Hal
ini disesuaikan dengan kurikulum yang disediakan untuk beberapa tingkat sekolah.
Beberapa materi penulisan yang sangat tepat yaitu materi teks descriptive, teks
narrative, teks report, teks recount, dan teks prosesdur. Disini materi yang
paling sesuai untuk mengukur peningkatan kemampuan menulis siswa adalah materi
descriptive text.
Descriptive text adalah suatu text yang menggambarkan suatu
object secara umum maupun secara detail. Objectnya bisa berupa manusia, benda,
hewan ataupun pemandangan. Dengan membaca text ini, pembaca akan lebih
mengetahui tentang suatu object yang sedang diceritakan.
Salah satu kelebihan descriptive text didalam pengajaran bahasa
inggris adalah karena seringnya segala kegiatan atau peristiwa yang terjadi
digambarkan melalu penggunaan materi descriptive text. Kemudahan
mendeskripsikan sesuatu hal didasarkan pada perencanaan matang yang dilakukan
siswa untuk melakukan kegiatan tersebut. Tetapi, perencanaan yang dilakukan
tiap siswa tidaklah sama. Ini dapat menimbulkan sebuah masalah di kelas. Disisi
lain, guru harus berusaha meningkatkan kemampuan menulis siswa yang terhambat
ataupun yang mengalami kendala. Oleh karena itu, untuk memberikan pengajaran
descriptive text, unsur utama yang harus dicapai adalah meliputi peningkatan
kemampuan menulis dan kreatifitas.
Peningkatan kemampuan ini bisa dilakukan dengan cara menggunakan
beberapa metode peningkatan kemampuan menulis yang menarik dan sesuai dengan
materi yang disampaikan. Misalnya metode langsung, metode komunikatif, metode
integrative, metode tematik, metode konstruktivistik, metode konstekstual,
metode silent way, metode total physical response, metode suggestopedy dan
metode mind mapping. (Y, Budinuryanta dkk : 2008). Disini metode yang paling
sesuai untuk pengajaran materi descriptive text adalah metode mind mapping.
Metode mind mapping disebut juga peta pemikiran yang merupakan
metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman dan menggunakan pengingat
visual maupun sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. (Porter
& Hernacki (2008:152). Metode ini mengajarkan tentang bagaimana mencatat
poin-poin penting yang akan ditulis didalam sebuah tulisan yang utuh. Fungsinya
adalah untuk dijadikan sebuah kumpulan rute yang terhubung satu sama lain yang
akan memudahkan ingatan tentang apa yang seharusnya ditulis sehingga siswa
tidak akan kehabisan ide untuk menyelesaikan tulisannya.
Kehabisan ide merupakan masalah yang sangat umum dirasakan oleh
para siswa. Tetapi seharusnya hal ini bisa diatasi dengan menggunakan
pengajaran yang sesuai karena jika tidak, maka masalah-masalah ini akan timbul
dan membuat siswa tidak bisa mengembangkan tulisannya. Hal ini sudah dibuktikan
oleh penulis ketika sebelumnya mengajar teks descriptive di kelas X SMAN
BANDARKEDUNGMULYO dengan menggunakan metode ceramah. Dari 30 siswa yang
diajari, ternyata hanya 10 orang yang mampu memahami dan menyusun sebuah teks
descriptive dengan benar. Akhirnya tujuan pembelajaran di materi descriptive
text dikelas tersebut tidak terpenuhi atau bisa disebut juga gagal.
Kegagalan tersebut bisa dikarenakan karena beberapa factor. Ada
factor internal dan factor eksternal. Factor internal adalah factor yang muncul
dari dalam diri sendiri misalnya kurangnya wawasan tentang topic yang
diberikan, kondisi tubuhnya yang sedang tidak sehat, atau kondisi psikologisnya
yang sedang tidak bagus. Factor eksternal adalah factor yang muncul dari luar
misalnya metode pengajaran, kondisi kelas, media pengajaran dan materi
pelajaran. Tetapi penulis berfikir bahwa penyebab yang sangat berpengaruh
adalah penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat.
Beberapa peneliti sebelumnya yang juga meneliti hal yang sama
dengan penulis yaitu Eka Dwi Franchiska (2017) “Keefektifan Mind Mapping dalam menulis paragraph descriptive dengan
tema La Maison pada siswa kelas XI SMAN 1 Demak” menyatakan bahwa metode
mind mapping efektiv dalam meningkatkan keterampilan menulis descriptive
tentang La Maison siswa kelas XI SMAN 1 Demak. Irma Pusparini (2017) “Meningkatkan kemampuan teks descriptive
siswa melalui model mind mapping di SMPN 13 Banjarmasin” menyatakan bahwa
penerapan metode mind mapping dapat
meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam keterampilan menulis,
khususnya teks descriptive pada siswa kelas VII E SMPN 13 Banjarmasin. Ida
Bagus Putrayasa (2015) “Pembelajaran
menulis paragraph dekripsi berbasis Mind
Mapping pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha” menyatakan
bahwa pembelajaran menulis paragraph deskripsi menggunakan mind mapping dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VII
SMP Laboratorium Undiksha.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mengangkat
permaslahan dengan tema metode pengajaran dengan menggunakan tekhnik mind
mapping didalam mata pelajaran descriptive text. Hal ini serupa dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Sehingga proposal
penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Menggunakan
Metode Mind Mapping didalam Materi Deskriptif
Text pada Siswa Kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO, JOMBANG Tahun
Pembelajaran 2018/2019”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, perumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah penerapan metode
mind mapping dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO
dalam kegiatan menulis teks deskriptif ?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui adanya
peningkatan kemampuan menulis teks descriptive siswa kelas X SMAN
BANDARKEDUNGMULYO setelah diterapkannya metode mind mapping.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang terkait sebagai berikut :
1.
Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan
memberi pengetahuan dan memperluas wawasan penulis tentang penggunaan metode
mind mapping didalam pembelajaran teks descriptive, sehingga ke depannya lebih
berusaha untuk lebih kreatif dalam mengembangkan kemampuan menulis.
2.
Bagi Guru
Guru dapat memperoleh
wawasan dan memanfaatkan hasil penellitian ini dalam pembelajaran menulis, khususnya
menulis teks descriptif. Melalui penelitian ini, guru bisa menemukan metode
yang cocok untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam menulis.
3.
Bagi Siswa
Siswa SMAN BANDARKEDUNGMULYO
diharapkan akan mendapatkan wawasan dan memiliki pandangan yang lebih baik
terhadap pembelajaran yang dianggap selama ini sangat membosankan, serta
diharapkan untuk meningkatkan kreatifitas dan kemampuan mereka terhadap
pembelajaran menulis.
Manfaat penelitian ini secara
teoritis maupun praktis adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah mengembangkan ilmu
pengetahuan tentang upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam
pembelajaran teks descriptif di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah memberikan wawasan
pengetahuan dan pengalaman.
Selanjutnya >>>>> BAB II
0 comments:
Post a Comment