Ilmu pengetahuan akan semakin melekat ketika kita berusaha untuk membagikannya untuk orang lain, semakin kamu berusaha berbagi semakin kamu banyak mendapat manfaat

Monday, April 15, 2019

Contoh PTK : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESCRIPTIVE SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING



UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESCRIPTIVE SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS X SMAN BANDARKEDUNGMULYO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya, bahasa adalah alat  yang digunakan manusia untuk berkomunikasi satu sama lain. Menurut Walija (1996:4) bahasa adalah alat komunikasi yang paling lengkap serta efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan serta pendapat keapda orang lain. hal ini berarti orang-orang akan menyampaikan berbagai informasi atau keinginan mereka kepada orang lain dengan menggunakan bahasa. Dan bisa dipastikan bahwa semua orang tanpa terkecuali pasti mampu menggunakan bahasa bahkan orang yang mempunyai keterbatasan fisik sekalipun karena yang disebut dengan bahasa tidak hanya sesuatu yang disampaikan lewat lisan, tetapi juga  isyarat dan tulisan.
Ketiga aspek bahasa yang disebutkan diatas tentunya bukan lagi hal yang asing bagi semua orang karena semua manusia pasti mengalami ketiga proses pembelajaran bahasa diatas. Yang pertama adalah bahasa isyarat. Bahasa ini sudah secara alamiah dirasakan manusia ketika pertama kali lahir didunia ini. Bayi yang baru lahir sudah belajar bahasa isyarat tanpa ada yang mengajarinya. Misalnya bayi yang belum bisa berbicara dan belum bisa melihat semua hal disekitarnya mampu menyampaikan rasa hausnya kepada orang tuanya dengan cara menangis dan secara otomatis orang tua akan paham dengan apa yang diinginkannya. Kedua adalah bahasa lisan yang juga sudah dipelajari oleh semua orang secara alamiah di usia bayi. Bayi yang berumur kurang lebih satu tahun sudah berusaha untuk menggunakan bahasa lisannya (berbicara) walaupun apa yang dikatakan masih belum terlalu jelas. Tetapi seiring berjalannya waktu, bayi tersebut akan bisa berbicara dengan jelas dengan cara sering mempraktekkannya. Yang terakhir adalah bahasa tulisan yaitu dengan kegiatan menulis yang akan dipelajari ketika umur bayi sudah menginjak umur sekolah sehingga peran  orang tua untuk mengajari anak-anaknya disini, sedikit banyak sudah digantikan oleh guru. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa bahasa ini adalah bahasa yang paling sulit karena semakin tinggi tingkat pendidikannya semakin tinggi juga tuntutan kualitas tulisan yang diberikan kepadanya.
Menurut Gaith (2002) menulis itu mendorong seseorang untuk mengkomunikasikan pikiran-pikirannya dan membuat pemikiran-pemikirannya tercermin dalam bentuk tulisan. Lebih jauh ia mengungkapkan”When thought is written down, ideas can be examined, reconsidered, added to, rearranged and changed. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu menuangkan ide-ide yang dimiliki kedalam tulisan sehingga orang lain bisa mengetahui apa yang ingin disampaikan tanpa menggunakan lisan tetapi menggunakan tulisan yang benar dan mampu dipahami oleh orang lain.
Tetapi tidak mudah untuk menghasilkan sebuah yang baik dan benar. Karena menulis merupakan suatu proses. Yang namanya proses, pasti mempunyai beberapa tahapan yang harus dilalui. Dan didalam proses penulisan ini mempunnyai 4 tahapan yaitu tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi dan tahap pengakhiran. Di tahap prakarsa, para penulis harus mempunyai ide yang akan dituangkan didalam tulisannya. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu tahap pelanjutan. Didalam tahap ini penulis memulai untuk mengembangkan idenya untuk dijadikan tulisan yang menarik untuk dibaca. Setelah ide dikembangkan, akan memasuki tahap ketiga yaitu tahap revisi. Tahap ini dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja dilakukan oleh penulis ketika didalam proses pengembangan ide. Yang terakhir adalah tahap pengakhiran atau tahap penyelesaian. Yaitu tahap dimana tulisan ini dinilai dan siap untuk dipublikasikan. Dan ketika keempat tahap penulisan diatas sudah dilakukan sebagaimana mestinya secara sistematik, maka hasil tulisan akan menjadi lebih baik. 
Untuk mencapai tujuan tersebut, tidak hanya dibutuhkan kemampuan pemikiran yang lebih dari penulis atau kompetensi guru yang memadai saja, tetapi juga harus didukung dengan metode pembelajaran yang sesuai. Maka dari itu, guru dituntut untuk kreatif dan mampu menggunakan metode pengajaran yang praktis, mudah digunakan dalam kegiatan belajar mengajar didalam maupun diluar kelas dan juga bisa diterima siswa dengan baik karena prinsip pentingnya adalah pengajaran yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kemampuan siswa berdasarkan tahapan-tahapan tertentu.
Tahapan-tahapan tersebut dikelompokkan menjadi beberapa tingkatan satuan pendidikan. Dimulai dari pendidikan usia dini setingkat TK dan SD, kemudian pendidikan usia menengah setingkat SLTP dan SLTA yang tentunya didalamnya mempunyai tingkatan kemampuan yang sudah disesuaikan sesuai dengan usia mereka. Semua materi pembelajaran pun harus diatur berdasarkan tingkat kemampuan siswa, tingkat kesulitan dan kriteria-kriteria lainnya. Tanpa adanya penyesuaian antara siswa dan metode pengajaran maka pelajaran dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara maksimal, bahkan bisa juga gagal.
Selama ini kelas-kelas didalam pendidikan disekolah kurang produktif karena pengetahua masih dianggap sebagai sesuatu yang harus dihafal. Setiap hari, didalam kelas guru menyampaikan materinya dengan metode ceramah dan menuntut siswa untuk menerima dan menghafalkan materi yang disampaikan oleh guru. Maka dari itu, diperlukan strategi untuk membuat siswa lebih nyaman didalam proses belajar pembelajaran. Melalui strategi itulah guru mampu mengetahui apa saja yang diperlukan dan harus dipersiapkan ketika sebelum proses kegiatan belajar dimulai.
Persiapan yang pertama adalah penyiapan materi yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa karena tidak semua materi bisa digunakan. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang disediakan untuk beberapa tingkat sekolah. Beberapa materi penulisan yang sangat tepat yaitu materi teks descriptive, teks narrative, teks report, teks recount, dan teks prosesdur. Disini materi yang paling sesuai untuk mengukur peningkatan kemampuan menulis siswa adalah materi descriptive text.
Descriptive text adalah suatu text yang menggambarkan suatu object secara umum maupun secara detail. Objectnya bisa berupa manusia, benda, hewan ataupun pemandangan. Dengan membaca text ini, pembaca akan lebih mengetahui tentang suatu object yang sedang diceritakan.
Salah satu kelebihan descriptive text didalam pengajaran bahasa inggris adalah karena seringnya segala kegiatan atau peristiwa yang terjadi digambarkan melalu penggunaan materi descriptive text. Kemudahan mendeskripsikan sesuatu hal didasarkan pada perencanaan matang yang dilakukan siswa untuk melakukan kegiatan tersebut. Tetapi, perencanaan yang dilakukan tiap siswa tidaklah sama. Ini dapat menimbulkan sebuah masalah di kelas. Disisi lain, guru harus berusaha meningkatkan kemampuan menulis siswa yang terhambat ataupun yang mengalami kendala. Oleh karena itu, untuk memberikan pengajaran descriptive text, unsur utama yang harus dicapai adalah meliputi peningkatan kemampuan menulis dan kreatifitas.
Peningkatan kemampuan ini bisa dilakukan dengan cara menggunakan beberapa metode peningkatan kemampuan menulis yang menarik dan sesuai dengan materi yang disampaikan. Misalnya metode langsung, metode komunikatif, metode integrative, metode tematik, metode konstruktivistik, metode konstekstual, metode silent way, metode total physical response, metode suggestopedy dan metode mind mapping. (Y, Budinuryanta dkk : 2008). Disini metode yang paling sesuai untuk pengajaran materi descriptive text adalah metode mind mapping.
Metode mind mapping disebut juga peta pemikiran yang merupakan metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman dan menggunakan pengingat visual maupun sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. (Porter & Hernacki (2008:152). Metode ini mengajarkan tentang bagaimana mencatat poin-poin penting yang akan ditulis didalam sebuah tulisan yang utuh. Fungsinya adalah untuk dijadikan sebuah kumpulan rute yang terhubung satu sama lain yang akan memudahkan ingatan tentang apa yang seharusnya ditulis sehingga siswa tidak akan kehabisan ide untuk menyelesaikan tulisannya.
Kehabisan ide merupakan masalah yang sangat umum dirasakan oleh para siswa. Tetapi seharusnya hal ini bisa diatasi dengan menggunakan pengajaran yang sesuai karena jika tidak, maka masalah-masalah ini akan timbul dan membuat siswa tidak bisa mengembangkan tulisannya. Hal ini sudah dibuktikan oleh penulis ketika sebelumnya mengajar teks descriptive di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO dengan menggunakan metode ceramah. Dari 30 siswa yang diajari, ternyata hanya 10 orang yang mampu memahami dan menyusun sebuah teks descriptive dengan benar. Akhirnya tujuan pembelajaran di materi descriptive text dikelas tersebut tidak terpenuhi atau bisa disebut juga gagal.
Kegagalan tersebut bisa dikarenakan karena beberapa factor. Ada factor internal dan factor eksternal. Factor internal adalah factor yang muncul dari dalam diri sendiri misalnya kurangnya wawasan tentang topic yang diberikan, kondisi tubuhnya yang sedang tidak sehat, atau kondisi psikologisnya yang sedang tidak bagus. Factor eksternal adalah factor yang muncul dari luar misalnya metode pengajaran, kondisi kelas, media pengajaran dan materi pelajaran. Tetapi penulis berfikir bahwa penyebab yang sangat berpengaruh adalah penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat.
Beberapa peneliti sebelumnya yang juga meneliti hal yang sama dengan penulis yaitu Eka Dwi Franchiska (2017) “Keefektifan Mind Mapping dalam menulis paragraph descriptive dengan tema La Maison pada siswa kelas XI SMAN 1 Demak” menyatakan bahwa metode mind mapping efektiv dalam meningkatkan keterampilan menulis descriptive tentang La Maison siswa kelas XI SMAN 1 Demak. Irma Pusparini (2017) “Meningkatkan kemampuan teks descriptive siswa melalui model mind mapping di SMPN 13 Banjarmasin” menyatakan bahwa penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam keterampilan menulis, khususnya teks descriptive pada siswa kelas VII E SMPN 13 Banjarmasin. Ida Bagus Putrayasa (2015) “Pembelajaran menulis paragraph dekripsi berbasis Mind Mapping pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha” menyatakan bahwa pembelajaran menulis paragraph deskripsi menggunakan mind mapping dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mengangkat permaslahan dengan tema metode pengajaran dengan menggunakan tekhnik mind mapping didalam mata pelajaran descriptive text. Hal ini serupa dengan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Sehingga proposal penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Menggunakan Metode Mind Mapping didalam Materi Deskriptif  Text pada Siswa Kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO, JOMBANG Tahun Pembelajaran 2018/2019”
1.2              Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut     :
1.      Apakah penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO dalam kegiatan menulis teks deskriptif ?

1.3              Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah   :
1.      Untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan menulis teks descriptive siswa kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO setelah diterapkannya metode mind mapping.

1.4              Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait sebagai berikut            :
1.      Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan memberi pengetahuan dan memperluas wawasan penulis tentang penggunaan metode mind mapping didalam pembelajaran teks descriptive, sehingga ke depannya lebih berusaha untuk lebih kreatif dalam mengembangkan kemampuan menulis.

2.      Bagi Guru
Guru dapat memperoleh wawasan dan memanfaatkan hasil penellitian ini dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis teks descriptif. Melalui penelitian ini, guru bisa menemukan metode yang cocok untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam menulis.

3.      Bagi Siswa
Siswa SMAN BANDARKEDUNGMULYO diharapkan akan mendapatkan wawasan dan memiliki pandangan yang lebih baik terhadap pembelajaran yang dianggap selama ini sangat membosankan, serta diharapkan untuk meningkatkan kreatifitas dan kemampuan mereka terhadap pembelajaran menulis.
            Manfaat penelitian ini secara teoritis maupun praktis adalah sebagai berikut            :

1.      Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah mengembangkan ilmu pengetahuan tentang upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran teks descriptif di kelas X SMAN BANDARKEDUNGMULYO.

2.      Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman.
Selanjutnya >>>>> BAB II



Share:
Location: Tangerang, Tangerang City, Banten, Indonesia

0 comments:

Post a Comment

About

Powered by Blogger.

Archives